TREND FASHION MUSLIM DALAM HADIS
Pemahaman Hadis tentang Memelihara Jenggot di Era Kekinian
DOI:
https://doi.org/10.51875/alisnad.v2i2.115Keywords:
Pemahaman, Hadis, JanggotAbstract
Hadis hendaknya tidak selalu dipahami dalam bingkai tekstual, namun perlu juga untuk memperhatikan sebuah hadis dalam bingkai sosio-historis dan konteks hadis tersebut. Dalam penulisan jurnal ini ingin menjawab pemahaman sebuah hadis tentang salah satu identitas seorang muslim yang membedakan dengan umat-umat agama lain, yakni memelihara jenggot. Perihal memelihara jenggot dalam sudut konteks kekinian tidaklah menjadi satu-satunya identitas seorang muslim. Sebagaimana pada masa-masa awal Islam, jenggot telah menjadi sebuah trend fashion yang dilaksanakan oleh siapapun tanpa memandang ada unsur nilai teologis atau tidak. Ada beberapa ulama hadis berbeda pandangan untuk memahami hadis tentang memelihara jenggot. Pertama, ulama hadis yang memahami hadis mengenai memelihara jenggot secara tekstual, seperti Nasir al-Din al-Albani, Abu Muhammad bin Hazm, Abd al-Aziz bin Baz. Mereka semua berpandangan bahwa memelihara jenggot merupakan perintah dari Nabi Muhammad saw yang harus dikerjakan dan merupakan bagian dari sunah. Kedua, ulama hadis yang memahami hadis tersebut secara kontekstual, seperti al-Syarbasi, al-Qaradawi, dan Syuhudi Ismail. Ulama hadis tersebut berpandangan memelihara jenggot pada hadis tersebut merupakan bentuk anjuran dan hal ini bukan bagian dari pada perintah atau sunah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori pemahaman nash/teks double movement dari Fazlur Rahman untuk memahami hadis tentang memelihara jenggot dalam konteks kekinian. Pendekatan sosio-historis pun penulis gunakan untuk menemukan makna konteks ketika hadis tersebut ada atau muncul, kemudian dikorelasikan dengan konteks kekinian