PRINSIP PENAFSIRAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF JOHN WANSBROUGH DAN KOMPARASINYA DENGAN TRADISI MUFASIR ISLAM

Authors

  • Maqdis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Lukman Hakim UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51875/attaisir.v3i2.134

Keywords:

John Wansbrough, orientalis, prinsip penafsiran al-Qur’an

Abstract

Seiring dengan perkembangan kajian al-Qur’an di kalangan orientalis, John Wansbrough dalam karyanya yang berjudul Qur’anic Studies: Sources and Methods of Scriptural Interpretation berusaha mengelaborasi tradisi tafsir al-Qur’an di masa-masa awal dan menawarkan konsep baru tentang prinsip penafsiran al-Qur’an. Berkaitan dengan hal tersebut, tulisan ini hadir dengan tujuan memotret bagaimana konsep pemikiran Wansbrough tersebut, lalu mengkomparasikannya dengan apa yang telah berkembang dalam tradisi Islam serta menganalisis apa yang menjadi inspirasi pemikirannya tersebut. Tulisan ini menggunakan perangkat metode analisis-komparatif (analytical-comparatif method) antara John Wansbrough dan tradisi mufasir Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa John Wansbrough memetakan prinsip penafsiran al-Qur’an pada lima kategori yang ia istilahkan dengan haggadic, halakhic, masoretic, rhetoric dan allegoric exegesis. Prinsip-prinsip ini tergolong baru dalam kajian tafsir al-Qur’an dan memiliki banyak perbedaan dengan prinsip penafsiran yang telah dirumuskan para mufassir muslim, meskipun juga diakui terdapat beberapa kemiripan konsep di antara keduanya. Perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh penggunaan istilah-istilah dan konsep-konsep yang awalnya hanya lumrah dalam kajian Taurat dan Bibel ke dalam studi al-Qur’an. Ini dipengaruhi oleh pandangan John Wansbrough bahwa al-Qur’an merupakan imitasi Taurat dan Bibel yang banyak terpengaruh oleh tradisi kitab suci agama Yahudi dan Nasrani tersebut.

Published

2022-12-15

How to Cite

Maqdis, M., & Hakim, L. (2022). PRINSIP PENAFSIRAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF JOHN WANSBROUGH DAN KOMPARASINYA DENGAN TRADISI MUFASIR ISLAM. AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies, 3(2), 1–8. https://doi.org/10.51875/attaisir.v3i2.134