AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir <p align="justify"><strong><img style="float: left; width: 168px; margin-top: 8px; margin-right: 10px; border: 2px solid #184b80;" src="https://jurnal.idaqu.ac.id/public/site/images/idaqu/cover-attaisir.jpg" width="157" height="238" />AT–TAISIR Journal of Indonesian Tafsir Studies</strong> is an electronic journal published by the LPPM Daarul Qur'an Institute (IDAQU). The focus and scope of AT-TAISIR includes sanad qiraat, studies of rasm manuscripts, studies of understanding lughoh in the al-Qur'an, schools of thought in interpretation, studies of bayan al-Qur'an science, studies of ma'ani science in the Qur'an, al-Qur'an and science, al the Koran and digital space, the Koran and science and technology, the Koran and pop culture, the Koran and politics, the Koran and social movements, the Koran and extremism, the Koran and terrorism, the Koran and the environment, the Koran and peace building , the study of the Koran and hermeneutics, living the Koran, the Koran and social society. Review processing using the system provided by OJS. It is published twice a year, in June and December. Editors accept contributions of articles in Indonesian that contain 2500-5000 words and have not been published by other media. Quote using APA style.</p> en-US lppmidaqu@gmail.com (LPPM Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia) attaisir5@gmail.com (Jaka Ghianovan) Fri, 15 Dec 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Konsep Nasikh Mansukh Mahmud Muhammad Taha Serta Aplikasinya Terhadap Kesetaraan Difabel dalam Al-Qur’an https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/249 <p>Tulisan ini memaparkan terkait konsep <em>nasikh </em>dan <em>mansukh</em> prespektif Mahmud Muhammad Taha, seorang pembaharu muslim di Sudan. Al-Qur’an sendiri diberapa tempat membicarakan <em>nasikh </em>dan <em>mansukh, </em>mayoritas para ulama klasik dantaranya membenarkan adanya <em>nasikh </em>dan <em>mansukh. </em>Ilmu tersebut membicarakan pembatalan atau penghapusan hukum ayat-ayat yang datang lebih awal dengan ayat-ayat yang turun kemudian, disamping itu ada yang berpendapat tidak ada <em>nasikh </em>dan <em>mansukh </em>dalam al-Qur’an. Berbeda dari kedua konsep tersebut, Taha justru memandang itu sebuah penundaan. <em>Nasikh </em>adalah ayat-ayat yang menunda sedangkan <em>mansukh </em>adalah ayat yang ditunda. Lantaran adanya penundaan mesti ada penerapan kembali, maka ayat-ayat utama yang ditunda (di-<em>nasakh</em>) sebelumnya akan kembali bangkit dan hal itu yang sebenarnya lebih utama yakni hakikat “misi Islam”. Berangkat dari itu, Muhammad Taha menyakini ada risalah kedua setelah risalah pertama yang dibawa dan selesai dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw. Kaitannya dengan penerapan difabel, Islam memandang tidak ada perbedaan terhadap difabel, sebaliknya menjaga harta dan martabat mereka, hingga dalam masalah penyebutan.</p> Abdul Qadri, Setio Budi Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/249 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700 Upaya Guru Tahfizh Dalam Meningkatkan Pencapaian Hafalan Alquran Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/243 <p>Menghafal Alquran merupakan kegiatan yang memerlukan fokus, kesungguhan, dan bimbingan guru yang kompeten. Bimbingan dari guru yang kompeten, dapat menjamin kebenaran bacaan hafalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai upaya yang dilakukan oleh guru di dalam peningkatan hafalan Alquran para santri di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Berdasar temuan penelitian, maka dapat dipaparkan bahwa terdapat empat upaya utama guru tahfizh dalam meningkatkan hafalan santri. Pertama, senantiasa memberikan motivasi. Kedua, memberlakukan reward and punishment. Ketiga, pendampingan murojaah, dan keempat, menggunakan berbagai varian metode dan teknik pembelajaran. Jenis penelitian ini merupakan penlitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, interview, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa upaya Guru Tahfizh dalam peningkatkan hafalan Alquran santri adalah sebagai berikut: pertama: senantiasa memptivasi santri untuk terus menghafal Alquran; kedua: memberi reward and punishment yang proporsional dan terukur; ketiga: pendampingan untuk muraja’ah, dan keempat: menggunakan metode pembelajaran yang beragam.</p> Ahmad Jamil Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/243 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700 PERGESERAN PARADIGMA PENGENALAN AL-QUR’AN DI INDONESIA https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/247 <p><em>Various methods of recognizing hijaiyah letters have emerged in Indonesia, both in the form of software, books and circulation on social media. There were 91 guidebooks for the introduction of hijaiyah letters spread across Indonesia, from the first century to the 21st century. This research tries to see the paradigm shift in the introduction of hijaiyah letters circulating in Indonesia from the 1st century to the 21st century, using a sociological approach. The research results show a shift in method paradigms from the first century to the 21st century. This shift can be influenced by three aspects; sociology, ideology, and economics. Only one method emerged in Indonesia in the first period (the beginning of the arrival of Islam until the 19th century), with the sociological condition of Indonesian society which still lacked religious understanding, making this method valid for a long time in Indonesia. Shifting to the second period (20th century) several methods that emerged were influenced by social factors with the emergence of methods that used the analogy of Latin letters. The paradigm shift in methods that emerged from the second period towards the third period appeared to be influenced by economics and ideological groups, the methods that emerged tended to display variants or styles that attracted the attention of the public, and some methods that limited their distribution to certain groups.</em></p> Rodliyatuz Zahro Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/247 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700 Harmonisasi Takwil dan Tafwid dalam Tafsir Tarjumān al-Mustafīd Karya Abdul Rauf al-Singkili: Telaah Kritis terhadap Ayat-Ayat Teologi https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/245 <p><em>This article confidently and diplomatically discusses Abdul Rauf al-Singkili's interpretation of theological verses, particularly those related to Istawā, Yadullah, and Ru'yatullah. Al-Singkili was a prominent scholar who lived in the 17th century AD in Aceh, Indonesia. His works became an important reference in Islamic studies at that time, especially his Tafsir work entitled Tarjumān al-Mustafīd, which was the first 30 juz Tafsir book in Indonesia. This Tafsir was also written during a theological debate in Aceh. This article confidently presents an intertextual analysis approach, inspired by Julia Kristeva, to interpret theological verses by al-Singkili. The analysis takes into account the socio-political and religious conditions of Acehnese society during that time. The author acknowledges the complexity of the subject matter and strives to present a balanced and diplomatic perspective. Based on the analysis results, it can be confidently stated that al-Singkili's interpretation of theological verses is heavily influenced by the Sunni school's method, which in turn has been shaped by the thoughts of al-Qushaiyshi and al-Kurani.&nbsp; This approach not only provides a more moderate response to the problems posed by the Wujudiyyah sect in the Aceh kingdom, but also showcases a diplomatic approach to theological discourse. This article makes a valuable contribution to the comprehension of al-Singkili's interpretation and his distinctive perspective on theological verses. The comprehensive analysis can serve as a source of inspiration and reference for researchers and academics interested in the field of Islamic studies and Qur'anic interpretation.</em></p> Safira Azzah Riscilia, Pramudia Ananta, Sofiatun Nikma, Ahmad Zaidanil Kamil Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/245 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700 Ilmu Dhabt Dan Perkembangannya Serta Perbedaannya Dengan Ilmu Rasm https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/246 <p>Abstrak</p> <p>Tanda baca memiliki kaitan erat dengan Ilmu Rasm dan Ilmu Dabt. Bahkan pakar dalam Ilmu Rasm yakni Abu ‘Amr Ad-Dânî (w. 444 H/ 1052 M) dan Abû Dâwud Sulaiman (w. 496 H/ 1103 M) menulis kitab dhabt sebagai penyanding Ilmu Rasm Utsmani. Secara garis besar, ad- Dânî cenderung untuk mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh para Sahabat dan Tabi’în yang menjadikan titik sebagai tanda baca. Ad-Dânî cenderung untuk melestarikan apa yang telah diijtihadkan ulama` terdahulu. Dalam pembubuhan tanda baca, ad-Dânî dominan mengikuti Abû al-Aswad ad-Duali. Berbeda dengan Abû Dâwûd Sulaimân yang cenderung berani melakukan inovasi dan memberikan opsi dalam membubuhkan tanda baca sehinga sampai saat ini banyak mushaf yang tertulis dengan pedoman kitab karya Abû Dâwûd Sulaimân. Penulisan Al-Qur`an menggunakan kaidah Rasm Utsmani kini sedang ramai dilestarikan di berbagai negara Islam. Penelitian terhadap mushaf-mushaf ini, didapati ia bukan hanya berbeda pada sudut bacaan di antara riwayat-riwayat tersebut, namun turut berbeda pada beberapa aspek yang lain seperti rasm (tulisan), dhabt (tanda), fawasil (penentuan ayat), penentuan rub’ dan hizb, serta hukum waqf dan ibtida’. Ketidakpekaan terhadap perbedaan dalam perkara ini boleh mengundang sangkaan bahwa terdapat kesilapan dan kesalahan di dalam <em>percetakan mushaf </em>al-Quran yang merupakan kitab suci umat Islam. Justru objektif kertas kerja ini adalah untuk mengenal pasti perbedaan yang terdapat di antara mushaf-mushaf al-Quran yang dicetak berdasarkan berbagai riwayat dari sudut dhabt, seterusnya melakukan perbandingan dalam aspek tersebut di antara mushaf-mushaf. Kajian ini merupakan kajian kualitatif yang menggunakan metodologi pemerhatian, analisis dan perbandingan terhadap teks al-Quran dan kitab-kitab yang menjadi rujukan utama dalam bidang ilmu <em>dhabt al-Quran</em>. Di antara dapatan penting kajian ini adalah; terdapat perbedan dalam aspek dhabt yang merangkumi perbedaan dalam nuqat al-i’rab dan nuqat al-i’jam, disebabkan perbedaan kaedah perletakan tanda antara mazhab <em>masyariqah </em>dan <em>magharibah</em>. Dan juga perbedaan antara Ilmu Dhabt dan Ilmu Rasm.</p> <p>&nbsp;</p> Khoirun Nidhom Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/246 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700 DAKWAH WASATHIYYAH BAGI GENERASI MILENIAL PERSPEKTIF AL-QUR’AN https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/248 <p><em>This article examines the concept and implementation of wasathiyyah da'wah for the millennial generation from the perspective of the Qur'an. Wasathiyyah da'wah is explained as an effort to invite people to the teachings of Islam by emphasizing the principle of balance and moderation in thought, speech, and action. This research is qualitative research using primary and secondary data. In addition, this research also uses the thematic interpretation method to analyze the verses of the Qur'an that are relevant to the theme of da'wah. The author finds that wasathiyyah da'wah is da'wah that is based on balance, moderation, and mercy for the universe. Wasathiyyah da'wah also has concepts and characteristics that are suitable for the character and needs of the millennial generation, such as creative, innovative, to the point, friendly, up to date, fun, and interactive. This article contributes to understanding the principles of wasathiyyah da'wah that are relevant to guide the millennial generation in facing the challenges of the modern era.</em></p> Zuni Nurrochim Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/248 Sat, 09 Dec 2023 00:00:00 +0700