https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/issue/feed AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies 2025-01-07T12:36:13+07:00 LPPM Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia lppmidaqu@gmail.com Open Journal Systems <p align="justify"><strong><img style="float: left; width: 168px; margin-top: 8px; margin-right: 10px; border: 2px solid #184b80;" src="https://jurnal.idaqu.ac.id/public/site/images/idaqu/cover-attaisir.jpg" width="157" height="238" />AT–TAISIR Journal of Indonesian Tafsir Studies</strong> is an electronic journal published by the LPPM Daarul Qur'an Institute (IDAQU). The focus and scope of AT-TAISIR includes sanad qiraat, studies of rasm manuscripts, studies of understanding lughoh in the al-Qur'an, schools of thought in interpretation, studies of bayan al-Qur'an science, studies of ma'ani science in the Qur'an, al-Qur'an and science, al the Koran and digital space, the Koran and science and technology, the Koran and pop culture, the Koran and politics, the Koran and social movements, the Koran and extremism, the Koran and terrorism, the Koran and the environment, the Koran and peace building , the study of the Koran and hermeneutics, living the Koran, the Koran and social society. Review processing using the system provided by OJS. It is published twice a year, in June and December. Editors accept contributions of articles in Indonesian that contain 2500-5000 words and have not been published by other media. Quote using APA style.</p> https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/325 SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAH SURAT AL-MUKMINŪN KARYA SYAIKH ABDUL LATIEF SYAKUR 2025-01-07T12:25:39+07:00 Ridhoul Wahidi dhoul_faqoet@yahoo.co.id <p>Artikel ini membahas suntingan teks dan terjemah surat al-Mukminūn yang ditulis oleh Syaikh Abdul Latief Syakur. Surat al-Mukminūn terdiri dari 118 ayat menyajikan ajaran fundamental mengenai keimanan dan karakteristik orang-orang beriman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode filologi melalui dua tahap, yakni tahap kritik teks dan edisi standar Kritik teks&nbsp; dilakukan untuk mengembalikan teks pada bentuk aslinya sementara edisi standar dilakukan dengan menerbitkan naskah denagn membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan. Penelitian ini menggunakan penyuntingan teks dalam konteks perbaikan pada penyimpangan redaksional teks (<em>adisi, omisi, emendasi, </em>dan <em>lakuna</em>)<em>.</em> Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa suntingan teks naskah tafsir Surat al-Mukminūn karya Syaikh Abdul Latief Syakur menunjukkan bahwa isi teks terdiri dari (a) sistem penanggalan dalam penulisan tafsir, yang mencakup penamaan tempat, tanggal, bulan, dan tahun, (b) penulisan ayat dan terjemahan yang kemudian diberi penjelasan (interpretasi), (c) urutan tartib mushaf dalam penjelasan, dan (d) komentar dan penjelasan para ulama yang disesuaikan dengan konteks. Teks naskah ini berisikan tentang sifat-sifat orang mukmin yang beruntung, kisah-kisah yang telah dialami para Nabi terdahulu, juga di alami Nabi Muhammad, umat yang meyakini dan mengikuti ajaran Nabi dan Rasul mendapatkan kemenangan, sebaliknya orang yang mengingkari Allah dan para Nabi-Nya dimusnahkan Allah, dan gambaran kedahsyatan hari kiamat. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa orang-orang kafir tidak akan memperoleh kemenangan atas orang-orang mukmin.</p> 2024-12-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/350 KRITIK TEOLOGIS IMAM JALALUDDIN AS-SUYUTHI TERHADAP TAFSIR AL-ZAMAKHSYARI 2025-01-07T12:03:05+07:00 Imanuddin islama.syam@gmail.com <p><em>This article examines the critique of Imam Jalaluddin As-Suyuthi regarding several theological issues in Al-Zamakhsyari's exegesis. This critique is found in his Hashiyah al-Baidhawi and focuses on the theological differences between the Ash'ari and Mu'tazilah schools of thought in interpreting Quranic verses related to theological matters. Al-Zamakhsyari, as a prominent Mu'tazilah figure, presents differing views in his exegesis Al-Kashshaf, which has sparked theological debates within the Islamic world. This research uses a library research method, analyzing classical and modern texts related to the exegesis of As-Suyuthi and Al-Zamakhsyari. A critical analysis approach is employed to explore As-Suyuthi's arguments in responding to Mu'tazilah views and their impact on Islamic religious understanding. The research findings indicate that As-Suyuthi's critique provides a strong theological foundation for the Ash'ari school and plays a crucial role in reinforcing the importance of an interpretation of the Quran that aligns with the correct theological stance. Furthermore, the critique emphasizes that As-Suyuthi not only focuses on correcting the views of others but also seeks to redefine how the Quran should be interpreted within the framework of authentic belief, thus clarifying the epistemological position of Ash'ariyah in relation to Mu'tazilah thought.</em></p> 2024-12-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/at-taisir/article/view/355 MAHAR DALAM AL-QUR’AN: KAJIAN HERMENEUTIKA ABDULLAH SAEED PADA KATA QINTHAR QS. AN-NISA [4]:20 2025-01-07T12:36:13+07:00 Dini Tri Hidayatus Syadyya dinihidayatus01@gmail.com <p>Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam pertama, memuat ajaran ajaran yang diyakini oleh pemeluknya merupakan sebuah kebenaran, panutan dan petunjuk. Syariat islam tidak selalu menjelaskan tentang ibadah namun juga mengajarkan pada nilai nilai luhur dalam ber-<em>Mu’amalah</em>. pernikahan merupakan salah satu interaksi sosial terhadap manusia yang telah dijelaskan konsepnya dalam al-Qur’an secara global, begitu pula hal yang berkaitan dengan pernikahan seperti halnya mahar. Dimana dalam al-Qur’an mahar memiliki banyak sekali penyebutan, salah satunya ialah <em>Qinthar </em>yang terdapat pada surat Annisa Ayat ke 20<em>.</em> Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan kata <em>Qinthar</em> sebagai obyek penelitian, dalam memperoleh makna kesederhanaan mahar (<em>qinthar</em>) yang relevan dengan perkembangan di era sekarang maka kata <em>Qinthar</em> tentang analisis Qs. Annisa ayat 20 tentang <em>Qinthar</em> menggunakan metode hermeneutika Abdullah Saeed sebagai metode mengkaji teks Al-Qur’an.</p> 2024-12-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies