AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad
<p align="justify"><img src="https://storage.daqu.id/jurnalidaqu/cover/cover-al-isnad.jpg" />AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies Journal is an electronic journal published by the LPPM Daarul Qur'an Institute (IDAQU). The AL ISNAD journal is dedicated to the study of hadith and hadith sciences that focus on and cover the scope of Sanad and Matan Hadith Studies, Hadith Understanding Studies, Hadith Thoughts, Hadith Interdisciplinary Studies: Hadith and Science, Hadith and Digital Space, Hadith and Technology, Hadith and Culture Pop , Hadith and Politics, Hadith and Social Movements, Hadith and Extremism, Hadith and Peacebuilding, and Hadith and Environment. Review processing using the system provided by OJS. Published twice a year, in June and December. The editors accept contributions of articles in Indonesian which contain 2500-5000 words and have never been published by other media. Quote using APA style..</p>Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesiaen-USAL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies2775-0167ANALISIS PERBANDINGAN ‘IMĀMAH DALAM TRADISI MUSLIM DAN NONMUSLIM PERSPEKTIF HADIS
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/380
<p><!--StartFragment--></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; tab-stops: 82.95pt; margin: 6.0pt -2.85pt 0cm -2.85pt;">Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara detail perbedaan tradisi pemakaian <em>‘imāmah</em> antara kaum Muslim dan non-Muslim dari perspektif hadis, serta mengaitkannya dengan penggunaan <em>‘imāmah </em>di masa kini. Tema ini diangkat karena adanya hadis yang membahas tentang <em>‘imāmah, </em>namun kualitas hadis tersebut belum banyak dikaji. Selain itu, tradisi memakai <em>‘imāmah</em> tidak hanya terdapat di kalangan Muslim, tetapi juga non-Muslim, dengan bentuk dan gulungan yang sering kali terlihat serupa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan <em>maudhu’i </em>serta jenis penelitian kepustakaan (<em>library research</em>). Data penelitian terdiri dari sumber primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam tradisi pemakaian <em>‘imāmah</em> oleh Muslim dan non-Muslim, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun warna. Dalam Islam, ‘<em>imāmah</em> berupa kain serban yang dililitkan di sekitar <em>qalansuwa</em> (peci bulat), sedangkan dalam tradisi agama Sikh, <em>‘imāmah</em> berupa lilitan kain di atas kepala tanpa peci. Pemakaian <em>‘imāmah</em> di masa kini juga menunjukkan variasi, seperti <em>‘imāmah</em> Yaman yang dikenakan oleh tokoh seperti Habib Umar bin Hafidz. Penelitian ini menegaskan bahwa meskipun terdapat kemiripan secara visual, <em>‘imāmah</em> memiliki perbedaan esensial yang mencerminkan identitas agama masing-masing.</p> <p><!--EndFragment--></p>Alya Mardiyatul Choeriyah Abil Ash
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-06515462TRANSFORMASI HADIS KE MEDIA VISUAL PADA FILM ANIMASI NEW SERIES RARRA
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/361
<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Penelitian ini bertujuan untuk melihat transformasi hadis ke media visual pada film animasi seri baru Rarra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan (library Research). Adapun data primer pada penelitian ini Merujuk langsung pada film animasi new series Rarra dengan mengamati langsung pada channel youtubenya. Sedangkan data sekundernya, yaitu menggunakan jurnal, buku serta manuskrip yang mendukung pembahasan tersebut. Dalam pengumpulan data penelitian perpustakaan penulis menggunakan metode observasi dan dokumentasi.. Penelitian ini membahasa bahwa hadis yang ditrasformasi atau dimediatisasikan mengikuti keinginan atau interpretasi dari pembuatnya (pencipta). Film animasi new series Rarra ini membahas tiga episode, yaitu episode paket bu, hadiah dari Rarra, dan jangan menuduh. Pada episode ketiga terdapat pemahaman hadis yang berbeda, dari ketiganya terdapat pemahaman tekstual atau kontekstual. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan pada hadis yang ditrasformasikan atau dimediasi memiliki sisi postif dan negatifnya, yaitu sisi positifnya terjadinya perubahan freming hadis, perubahan penyampaian hadis, perubahan penyebaran hadis, dan perubahan fungsi hadis. Sedangkan sisi negatifnya adalah otoritas ulama yang bergeser, pemahaman hadis yang salah diartikan, dan film animasi dikemas secara menarik tetapi sangat monoton.</span></span></p>Syahla Berta AuliaMuhammad Abdurrasyid Ridlo
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-0651118STEREOTIP YAHUDI DALAM TRADISI KENABIAN (Analisis Hermeneutika Gerakan Ganda)
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/351
<p>Penelitian ini mengkaji stereotip Yahudi dalam hadis-hadis kanonik melalui pendekatan hermeneutika gerakan ganda Fazlur Rahman. Stereotip seperti pembohong, pengkhianat, dan golongan yang dilaknat Tuhan sering kali dipahami secara literal tanpa mempertimbangkan konteks sosio-historisnya. Melalui gerakan pertama hermeneutika, penelitian ini menempatkan stereotip tersebut sebagai respons terhadap konflik politik, sosial, dan ekonomi yang terjadi antara Nabi Muhammad dan beberapa kabilah Yahudi di Madinah. Sementara itu, dalam gerakan kedua, stereotip ini direkontekstualisasi sebagai pelajaran moral yang mengajarkan kejujuran, integritas, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Studi ini memberikan kontribusi dalam menafsirkan hadis secara lebih inklusif dan relevan dengan tantangan modern, serta menghindari generalisasi negatif terhadap kelompok tertentu.</p>Muhammad Asgar Muzakki
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-06516375ANJURAN TAMPIL CANTIK BAGI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HADIS
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/488
<p>Penelitian ini mengeksplorasi anjuran hadis tentang perempuan tampil cantik atau <em>good looking</em> di ruang publik, sebagai respons terhadap pandangan umum yang menyatakan bahwa perempuan hanya boleh berdandan di rumah untuk suami. Dalam konteks modern, kebutuhan tampil menarik menjadi bagian penting dalam interaksi sosial, pendidikan, dan pekerjaan, namun sering kali berbenturan dengan stigma keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan (<em>library research</em>) dengan pendekatan kualitatif dan tematik (<em>madhū’ī</em>), menganalisis hadis-hadis yang relevan untuk memberikan panduan yang seimbang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan perempuan untuk menjaga penampilan mereka di ruang publik selama tidak melampaui batas (<em>tabarruj</em>) dan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariat. Islam memberikan ruang bagi perempuan untuk merawat diri, memakai perhiasan, dan berpakaian menarik dengan niat yang benar, yakni menjaga martabat diri serta memuliakan anugerah Allah. Kajian ini menegaskan bahwa perempuan Muslim dapat mengekspresikan kecantikan mereka secara proporsional tanpa mengabaikan nilai spiritual.</p>Ulfah ZakiyahMuhammad Ghifari
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-06512939ANALISIS GHARIBIL HADITS TERHADAP HADITS LARANGAN BERMAIN MUSIK
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/373
<p>Artikel ini membahas tentang penggunaan musik dgn <em>gharibil hadis</em> karya Ibnu Atsir. Fokus penelitian in adalah mengidentifikasi matan <em>gharib</em> atau asing yang jarang digunakan dalam hadis yang ditampilkan. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan penilitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa <em>gharibil hadis</em> pada hadis musik ini memiliki makna yang luas. Terkadang ada beberapa faktor yang menyebabkan akulturasi kebahasaan yang sewaktu-waktu berubah dari masa ke masa. Faktor tersebut berupa tempat persinggahan di daerah Arab melalui perdagangan atau lainnya. Selanjutnya pengetahuan yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu, belum tentu kelompok-kelompok yang lain paham dengan term-term tersebut. pada artikel ini juga menjelaskan biografi, riwayat hidup dan karya <em>an-Nihayah fi Gharibil</em> <em>Hadis</em> baik itu sistematika maupun cikal bakal lahirnya ilmu <em>gharibil hadis</em> Melalui redaksi hadisnya ini musik mempunyai sudut pandang yang berbeda mulai dari nyanyian yang dilagukan atau penulisannya, serta pelaku yang menyanyikan alat atau musik tersebut. dalam hal ini ulama memberikan pandangan yang beraneka ragam dalam mengomentari hal ini baik ulama hadis, tafsir maupun kontemporer.</p>Khairul Hafizan
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-06511928KRITIK HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DALAM KITAB BAHJAT AL-WASĀ’IL KARYA SYEKH NAWAWI AL-BANTANI
https://jurnal.idaqu.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/352
<p>Hadis-hadis dalam kitab <em>Bahjat al-Wasā’il</em> karya Syekh Nawawi al-Bantani umumnya tidak mencantumkan sanad secara lengkap, sehingga memerlukan kajian untuk menentukan kualitasnya. Penelitian ini mengkaji empat dari dua puluh empat hadis terkait shalat dalam kitab tersebut melalui metode takhrij, kritik sanad, dan kritik matan. Penelitian bersifat kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi pustaka (<em>library research</em>), menggunakan rujukan utama kitab-kitab hadis dalam <em>al-Kutub al-Tis‘ah</em> serta kitab-kitab kritik hadis. Data dikumpulkan melalui dokumentasi referensi yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa keempat hadis yang diteliti berstatus sahih dan hasan li ghairih, mencakup tema doa duduk antara dua sujud, riya’ dalam shalat, meninggalkan shalat berjamaah, dan shalat witir. Analisis matan tidak menemukan pertentangan dengan Al-Qur’an maupun hadis lain, bahkan terdapat dukungan dari jalur sanad dan matan lain yang memperkuat statusnya. Oleh karena itu, hadis-hadis tersebut layak dijadikan hujjah dalam ibadah shalat. Penelitian ini menegaskan pentingnya kritik sanad dan matan untuk menentukan validitas hadis, terutama dalam konteks ibadah ritual seperti shalat.</p>hafisuddinKhairul Bahri Nasution
Copyright (c) 2025 AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
2025-01-062025-01-06514053