VALIDASI PEMAHAMAN ISHARI TERHADAP HADIS
DOI:
https://doi.org/10.51875/alisnad.v1i1.24Keywords:
Ishari, Kaum Sufi, Hadis, PemahamanAbstract
Dalam sejarah perkembangan kajian hadis, interaksi antara hadis dan kaum sufi mendapatkan perhatian khusus. Kaum sufi melihat teks sebagai wahyu al-matlu yang teksnya memiliki dua sisi pembacaan. Hadis memiliki sisi zahir dan bathin yang isharah maknanya tidak dapat ditangkap oleh menusia secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pendekatan ishari digunakan oleh kaum sufi dalam memahami hadis. Tulisan ini juga akan mengklarifikasi keabsahan pemahaman ishari dalam kajian hadis. Bagaimana kaidah yang telah ditetapkan para ulama agar tidak mengalami kontra-produktif antara pemaknaan zahir/denotatif dan batin/konotatif. Para ulama hadis menyadari bahwa makna batin (ishari) tidak dapat ditolak, karena pemahaman ini didapatkan melalui perjalanan suluk, mujahadah dan riyadhah yang tidak mudah. Tidak semua kaidah-kaidah validitas terhadap pemaknaan ishari atas hadis. Diantara kaidah yang telah ditetapkan para ulama antara lain: 1) Pemaknaan ishari tidak boleh bertentangan dengan makna zahir, karena pada hakikatnya makna batin memperluas makna zahir. 2) Makna ishari tidak bertentangan dengan dalil syariat yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research. Peneliti menggunakan literatur kepustakaan sebagai data dan analisa. Teknik content analysis dipilih sebagai teknik analisa dalam penelitian ini guna menjawab permasalahan yang dikaji.